Sekolah Pelita Hati (PH) berkomitmen untuk berinteraksi dan melakukan proses pembelajaran secara keseluruhan didasarkan pada filosofi 5 kompetensi. Ini adalah berbagai kompetensi yang terdiri dari pengetahuan yang spesifik, keterampilan dan tindakan, yang kami percaya sangat penting untuk pengembangan seluruh pribadi anak didik PH.

Sekolah PH juga berperan aktif pada program sekolah ramah anak yang menjadi salah satu perhatian dari UNICEF. Sekolah ini juga aktif dalam kumunitas-komunitas pendidikan dalam program sharing gugus PAUD di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

 5 kompetensi adalah:
  • Secara emosional, spiritual dan moral yang mulia 
  • Berwawasan luas dan sehat secara fisik
  • Terampil dan pemikir yang efektif
  • Pembelajar yang mandiri
  • Memberdayakan orangtua siswa, masyarakat yang berkelanjutan dan rukun.
Program preschool PH menekankan pengembangan keterampilan hidup dasar. Kami melatih siswa untuk berpikir dan mengasah keterampilan sosial dan emosional, mengembangkan nilai-nilai dan belajar bagaimana belajar. Sekolah PH percaya bahwa keterlibatan orang tua sangat penting untuk perkembangan anak maksimal, oleh karena itu, kami melakukan program untuk orang tua dan memelihara komunikasi yang konstruktif dengan mereka.    

Usia 2-3 tahun
Anak-anak pada tingkat ini belajar untuk mandiri dan dilatih keterampilan sosial mereka. Sekolah PH memelihara kemampuan bahasa mereka, khususnya bahasa "ibu" mereka sementara pada saat yang sama memperkenalkan mereka ke Bahasa Indonesia

Pra-TK (3-4 tahun) 
Sebagai anak-anak yang sedang bertumbuh, mereka harus berada di lingkungan yang merangsang pertumbuhan seperti Pra-TK. Anak Anda akan mengembangkan sikap belajar yang penting. Keyakinan, komitmen, dan kreativitas, semua melalui kurikulum yang telah melalui penelitian. Belajar melalui bermain di kelas kami, dengan perhatian individu dekat dan rencana pendidikan, akan menjadi dasar yang kokoh bagi kehidupan sekolah mereka ke depan - emosional, fisik, intelektual, spiritual dan artistik.

Melalui Program ramah anak ini, kami harus mampu memberi perlakuan sama terhadap setiap anak, dan memantau perkembangan kepribadian anak didik, serta memberikan ruang partisipasi yang luas baik kepada siswa itu sendiri maupun masyarakat secara transparan dan akuntabel.
Misalnya,  sekolah menghindari ada siswa atau murid yang merasa dirinya terkucilkan oleh pihak sekolah, sehingga siswa atau murid tersebut malas-malasan dan tidak berminat lagi menginjakkan kaki di sekolah.
Jadi melalui program Tersebut, semua perasaan anak seperti itu bisa diminimalisir bahkan dihindarkan.